
Menebar Pendidikan Antikorupsi: Perjalanan Tumari, SH., MM dan Inspektorat Kota Semarang Bersama SPAK
Di tengah upaya membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan berintegritas, Inspektorat Kota Semarang mengambil langkah berani dengan menggandeng Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) Indonesia. Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran antikorupsi di kalangan birokrasi, tetapi juga merambah ke sekolah-sekolah melalui program Sekolah Jujur, Sekolah Saya yang digagas oleh SPAK Indonesia.
Pak Tumari, Inspektur Pembantu II di Inspektorat Kota Semarang, menyadari bahwa pencegahan korupsi tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan pendekatan sistematis yang melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat dan institusi pendidikan. Oleh karena itu, ketika mengetahui tentang program Sekolah Jujur, Sekolah Saya dari SPAK Indonesia, beliau membuka kerja sama dengan SPAK Indonesia untuk membangun ekosistem sekolah antikorupsi di Kota Semarang, beliau melihatnya sebagai peluang emas untuk membangun ekosistem budaya antikorupsi yang lebih kuat di Kota Semarang.
Inspektorat dan SPAK Indonesia memulai kerja sama dengan melakukan memberikan pembekalan pada para agen SPAK Kota Semarang, tentang proses pelaksanaan program Sekolah Jujur, Sekolah Saya serta peran mereka dalam proses tersebut. Pelatihan ini juga bertujuan membekali para agen dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mendampingi sekolah-sekolah yang mengikuti program Sekolah Jujur, Sekolah Saya. Para agen ini nantinya akan berperan sebagai mentor dalam mengawal implementasi nilai-nilai kejujuran di sekolah.
Setelah pelatihan, para agen mulai menjalankan tugasnya dengan mendampingi sekolah-sekolah yang telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari program ini. Mereka tidak hanya memberikan edukasi kepada siswa dan guru, tetapi juga melakukan monitoring serta evaluasi berkala. Setiap bulan, para agen melaporkan perkembangan sekolah yang mereka dampingi kepada Inspektorat. Jika ada kendala yang ditemukan, mereka akan mendiskusikannya bersama Inspektorat, SPAK Indonesia dan Dinas terkait untuk mencari solusi terbaik.
Dukungan dari Inspektorat Semarang menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan program ini. Para agen SPAK diberikan surat tugas resmi agar mereka memiliki legitimasi dalam melakukan pendampingan di sekolah. Hal ini memperkuat sinergi antara Inspektorat dan SPAK serta menegaskan komitmen Pemerintah Daerah dalam membangun budaya antikorupsi sejak dini.
Meskipun program ini telah berjalan dengan baik, ada tantangan yang masih harus dihadapi. Salah satunya adalah jumlah agen SPAK yang terbatas dibandingkan dengan jumlah sekolah yang perlu didampingi. Saat ini, satu agen bisa mendampingi dua hingga tiga sekolah, yang tentu menjadi beban tersendiri. Oleh karena itu, Inspektorat Semarang bersama SPAK Indonesia terus berupaya merekrut lebih banyak agen yang memiliki semangat dan kepedulian terhadap gerakan antikorupsi.
Ke depan, Pak Tumari berharap lebih banyak sekolah di Kota Semarang dapat bergabung dalam program Sekolah Jujur, Sekolah Saya. Saat ini, baru 63 sekolah yang telah mengikuti program ini, dan jumlah ini masih perlu ditingkatkan. Selain itu, Dari hasil monitoring dan evaluasi sampai saat ini, Inspektorat Kota Semarang memandang program ini efektif dalam membangun perilaku antikorupsi di sekolah, bukan hanya pada siswa, tapi juga guru, orang tua dan pemangku kepentingan lain. Program ini juga membantu pemangku kepentingan sekolah melihat secara langsung implelmentasi nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Inspektorat Kota Semarang berharap KPK menjadikan program ini sebagai model pencegahan korupsi di tingkat nasional.
Komitmen kuat dari Inspektorat Semarang dalam mendukung program ini mencerminkan perubahan paradigma dalam tugas inspektorat. Jika sebelumnya inspektorat lebih dikenal sebagai lembaga pengawasan dan pemeriksaan, kini mereka juga berperan aktif dalam upaya pencegahan. Dengan adanya kerja sama yang erat antara Inspektorat, SPAK Indonesia, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, Kota Semarang diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun budaya antikorupsi yang berkelanjutan.
Kolaborasi ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih jujur dan berintegritas. Dengan semangat gotong royong, Pak Tumari dan timnya terus melangkah maju, memastikan bahwa nilai-nilai kejujuran tetap tumbuh dan berkembang di setiap sekolah, dan pada akhirnya, di seluruh Kota Semarang.