Program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” yang diselenggarakan oleh SPAK Indonesia dengan dukungan pemerintah New Zealand Aid di Medan, Makassar dan Gorontalo telah berlangsung hampir 1 tahun. Ada 18 sekolah yang ikut dalam program ini dan telah mewujudkan berbagai inisiatif kegiatan yang menjadi laboratorium sekolah dalam mengukur implementasi nilai-nilai antikorupsi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Dalam webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 22 Mei 2024 tersebut, sekolah-sekolah tersebut berkesempatan menampilkan bermacam inisiatif kegiatan yang kreatif dan beberapa di antaranya merupakan terobosan dalam bentuk video. Melalui forum ini sekolah-sekolah peserta program mendapat masukan dan saran dari beberapa pihak, yaitu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang diwakili Mochammad Abduh, wakil orang tua, Cynthia Lamusu , dan Pendiri Erodio School of Art and Science, Monika Irayati.
Pak Abduh, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan yang dilaksanakan sekolah-sekolah peserta program merupakan inisiatif yang sangat baik. Ia menambahkan bahwa ada ide-ide kreatif dari sekolah menunjukkan program yang anti-mainstream dan patut diacungi jempol, misalnya website Jendela Integritas dari sekolah di Gorontalo yang memudahkan siapapun melihat pelaporan pengelolaan dana sekolah yang transparan dan akuntabel, sekaligus tempat pelaporan gratifikasi pada guru dan Kepala Sekolah.
Monika Irayati, sebagai pendiri Eurodio, menekankan pentingnya program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” dalam membentuk karakter siswa dan menumbuhkan kembali nilai budi pekerti. Ia juga menggarisbawahi perlunya melibatkan siswa sebagai subyek aktif dalam kegiatan sekolah dan bukan sekedar obyek, sehingga pendapat siswa sangat diperlukan.
Cynthia Lamusu, mewakili orang tua, memberikan apresiasi tinggi terhadap program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya”. Ia menyoroti fenomena gratifikasi yang masih sulit dihentikan dan mengapresiasi langkah sekolah yang mengeluarkan surat aturan larangan gratifikasi, serta pembentukan forum komunikasi khusus untuk menghindari komunikasi personal antara guru dan orang tua, kecuali dalam kondisi khusus.
Webinar ini diharapkan dapat memperkuat upaya ekosistem antikorupsi di sekolah dan menciptakan lingkungan yang berintegritas. Seluruh upaya ini perlu didukung berbagai pihak untuk terus menjaga keberlanjutannya. Karenanya, SPAK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas program ini, dengan harapan nilai-nilai antikorupsi dapat mewujud dalam kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan pendidikan.
Program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” yang diselenggarakan oleh SPAK Indonesia dengan dukungan pemerintah New Zealand Aid di Medan, Makassar dan Gorontalo telah berlangsung hampir 1 tahun. Ada 18 sekolah yang ikut dalam program ini dan telah mewujudkan berbagai inisiatif kegiatan yang menjadi laboratorium sekolah dalam mengukur implementasi nilai-nilai antikorupsi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Dalam webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 22 Mei 2024 tersebut, sekolah-sekolah tersebut berkesempatan menampilkan bermacam inisiatif kegiatan yang kreatif dan beberapa di antaranya merupakan terobosan dalam bentuk video. Melalui forum ini sekolah-sekolah peserta program mendapat masukan dan saran dari beberapa pihak, yaitu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang diwakili Mochammad Abduh, wakil orang tua, Cynthia Lamusu , dan Pendiri Erodio School of Art and Science, Monika Irayati.
Pak Abduh, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan yang dilaksanakan sekolah-sekolah peserta program merupakan inisiatif yang sangat baik. Ia menambahkan bahwa ada ide-ide kreatif dari sekolah menunjukkan program yang anti-mainstream dan patut diacungi jempol, misalnya website Jendela Integritas dari sekolah di Gorontalo yang memudahkan siapapun melihat pelaporan pengelolaan dana sekolah yang transparan dan akuntabel, sekaligus tempat pelaporan gratifikasi pada guru dan Kepala Sekolah.
Monika Irayati, sebagai pendiri Eurodio, menekankan pentingnya program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” dalam membentuk karakter siswa dan menumbuhkan kembali nilai budi pekerti. Ia juga menggarisbawahi perlunya melibatkan siswa sebagai subyek aktif dalam kegiatan sekolah dan bukan sekedar obyek, sehingga pendapat siswa sangat diperlukan.
Cynthia Lamusu, mewakili orang tua, memberikan apresiasi tinggi terhadap program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya”. Ia menyoroti fenomena gratifikasi yang masih sulit dihentikan dan mengapresiasi langkah sekolah yang mengeluarkan surat aturan larangan gratifikasi, serta pembentukan forum komunikasi khusus untuk menghindari komunikasi personal antara guru dan orang tua, kecuali dalam kondisi khusus.
Webinar ini diharapkan dapat memperkuat upaya ekosistem antikorupsi di sekolah dan menciptakan lingkungan yang berintegritas. Seluruh upaya ini perlu didukung berbagai pihak untuk terus menjaga keberlanjutannya. Karenanya, SPAK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas program ini, dengan harapan nilai-nilai antikorupsi dapat mewujud dalam kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan pendidikan.
Program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” yang diselenggarakan oleh SPAK Indonesia dengan dukungan pemerintah New Zealand Aid di Medan, Makassar dan Gorontalo telah berlangsung hampir 1 tahun. Ada 18 sekolah yang ikut dalam program ini dan telah mewujudkan berbagai inisiatif kegiatan yang menjadi laboratorium sekolah dalam mengukur implementasi nilai-nilai antikorupsi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Dalam webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 22 Mei 2024 tersebut, sekolah-sekolah tersebut berkesempatan menampilkan bermacam inisiatif kegiatan yang kreatif dan beberapa di antaranya merupakan terobosan dalam bentuk video. Melalui forum ini sekolah-sekolah peserta program mendapat masukan dan saran dari beberapa pihak, yaitu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang diwakili Mochammad Abduh, wakil orang tua, Cynthia Lamusu , dan Pendiri Erodio School of Art and Science, Monika Irayati.
Pak Abduh, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan yang dilaksanakan sekolah-sekolah peserta program merupakan inisiatif yang sangat baik. Ia menambahkan bahwa ada ide-ide kreatif dari sekolah menunjukkan program yang anti-mainstream dan patut diacungi jempol, misalnya website Jendela Integritas dari sekolah di Gorontalo yang memudahkan siapapun melihat pelaporan pengelolaan dana sekolah yang transparan dan akuntabel, sekaligus tempat pelaporan gratifikasi pada guru dan Kepala Sekolah.
Monika Irayati, sebagai pendiri Eurodio, menekankan pentingnya program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” dalam membentuk karakter siswa dan menumbuhkan kembali nilai budi pekerti. Ia juga menggarisbawahi perlunya melibatkan siswa sebagai subyek aktif dalam kegiatan sekolah dan bukan sekedar obyek, sehingga pendapat siswa sangat diperlukan.
Cynthia Lamusu, mewakili orang tua, memberikan apresiasi tinggi terhadap program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya”. Ia menyoroti fenomena gratifikasi yang masih sulit dihentikan dan mengapresiasi langkah sekolah yang mengeluarkan surat aturan larangan gratifikasi, serta pembentukan forum komunikasi khusus untuk menghindari komunikasi personal antara guru dan orang tua, kecuali dalam kondisi khusus.
Webinar ini diharapkan dapat memperkuat upaya ekosistem antikorupsi di sekolah dan menciptakan lingkungan yang berintegritas. Seluruh upaya ini perlu didukung berbagai pihak untuk terus menjaga keberlanjutannya. Karenanya, SPAK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas program ini, dengan harapan nilai-nilai antikorupsi dapat mewujud dalam kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan pendidikan.
Program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” yang diselenggarakan oleh SPAK Indonesia dengan dukungan pemerintah New Zealand Aid di Medan, Makassar dan Gorontalo telah berlangsung hampir 1 tahun. Ada 18 sekolah yang ikut dalam program ini dan telah mewujudkan berbagai inisiatif kegiatan yang menjadi laboratorium sekolah dalam mengukur implementasi nilai-nilai antikorupsi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Dalam webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 22 Mei 2024 tersebut, sekolah-sekolah tersebut berkesempatan menampilkan bermacam inisiatif kegiatan yang kreatif dan beberapa di antaranya merupakan terobosan dalam bentuk video. Melalui forum ini sekolah-sekolah peserta program mendapat masukan dan saran dari beberapa pihak, yaitu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang diwakili Mochammad Abduh, wakil orang tua, Cynthia Lamusu , dan Pendiri Erodio School of Art and Science, Monika Irayati.
Pak Abduh, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan yang dilaksanakan sekolah-sekolah peserta program merupakan inisiatif yang sangat baik. Ia menambahkan bahwa ada ide-ide kreatif dari sekolah menunjukkan program yang anti-mainstream dan patut diacungi jempol, misalnya website Jendela Integritas dari sekolah di Gorontalo yang memudahkan siapapun melihat pelaporan pengelolaan dana sekolah yang transparan dan akuntabel, sekaligus tempat pelaporan gratifikasi pada guru dan Kepala Sekolah.
Monika Irayati, sebagai pendiri Eurodio, menekankan pentingnya program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya” dalam membentuk karakter siswa dan menumbuhkan kembali nilai budi pekerti. Ia juga menggarisbawahi perlunya melibatkan siswa sebagai subyek aktif dalam kegiatan sekolah dan bukan sekedar obyek, sehingga pendapat siswa sangat diperlukan.
Cynthia Lamusu, mewakili orang tua, memberikan apresiasi tinggi terhadap program “Sekolah Jujur, Sekolah Saya”. Ia menyoroti fenomena gratifikasi yang masih sulit dihentikan dan mengapresiasi langkah sekolah yang mengeluarkan surat aturan larangan gratifikasi, serta pembentukan forum komunikasi khusus untuk menghindari komunikasi personal antara guru dan orang tua, kecuali dalam kondisi khusus.
Webinar ini diharapkan dapat memperkuat upaya ekosistem antikorupsi di sekolah dan menciptakan lingkungan yang berintegritas. Seluruh upaya ini perlu didukung berbagai pihak untuk terus menjaga keberlanjutannya. Karenanya, SPAK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas program ini, dengan harapan nilai-nilai antikorupsi dapat mewujud dalam kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan pendidikan.