Devina SPAK Jakarta Sosialisasi Game Semai Majo Tangerang Read Aloud
Kisah Inspiratif

Dongeng dan Permainan SPAK Bantu Perkenalkan Nilai-nilai Integritas

Menggugah imajinasi melalui rangkaian kata dalam cerita, Devina Febrianti yang akrab disapa Vina kerap menghabiskan waktu senggangnya sebagai pendongeng di salah satu taman baca yang ia kelola. Lulusan S1 jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Nasional (UIN) Jakarta ini percaya bahwa mendongeng bisa menjadi media kreatif dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi, terutama bagi anak-anak. Tak disangka, perjumpaan Vina dengan SPAK Indonesia memperkenalkannya pada media kreatif lainnya yakni games SPAK. Perjumpaan pertama Vina dengan SPAK Indonesia terjadi pada tahun 2016 silam ketika ia bertugas sebagai bagian dari panitia kegiatan International Business Integrity Conference (IBIC) yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kala itu, Vina sempat mengunjungi salah satu booth dan berjumpa dengan salah seorang Agen SPAK yang mengajaknya memainkan papan permainan SEMAI (Sembilan Nilai Anti Korupsi) yang dikembangkan oleh gerakan SPAK.  Momen itulah yang menandai awal perjalanan Vina sebagai agen SPAK.  Hingga 2021, Vina mulai aktif bergerak bersama agen-agen SPAK Jakarta. Meskipun situasi pandemi membatasi mobilitas publik, hal itu tidak menyurutkan semangat Vina untuk terlibat aktif mensosialisasikan nilai-nilai antikorupsi. Salah satu kampanye yang Vina aktif garap pada masa pandemi adalah kampanye membaca nyaring bersama komunitas baca Tangerang Read Aloud. Tekadnya sudah bulat untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai antikorupsi beriringan dengan kampanye yang ia lakukan. Devina kemudian mewujudkan sebuah inisiatif yakni sebelum sosialisasi dan bermain Semai, terlebih dahulu ia bercerita dengan buku yang mengangkat tema 9 nilai integritas, salah satunya menyentuh tema tanggung jawab. Antusiasme Vina dalam mengintegrasikan pengenalan nilai-nilai antikorupsi melalui permainan SPAK dalam pelatihan kepada pengurus taman baca di beberapa lokasi disambut baik. Banyak di antara rekan pengurus yang tidak menyangka bahwa substansi pendidikan nilai antikorupsi yang biasanya dijumpai di pendidikan formal dapat disulap ke dalam bentuk permainan yang menyenangkan.  Seorang pengelola Madrassah yang Vina ajak untuk ikut pelatihan bermain Semai bahkan langsung memperkenalkan permainan tersebut kepada anak-anak didiknya. Beliau bercerita bahwa ada diskusi panjang saat seorang anak bertanya, “Kak, aku suka terbalik membedakan antara disiplin sama tanggung jawab karena dari tadi aku jawab salah,” yang kemudian menimbulkan diskusi kecil tetapi tetap mengasyikkan. Permainan ini memperkenalkan konsep perilaku koruptif dari perilaku sehari-hari sehingga terasa begitu dekat, sehingga anak-anak didik yang sudah pernah bermain Semai kini bisa mengidentifikasi bahwa perilaku mencontek maupun terlambat masuk kelas bertentangan dengan nilai kejujuran dan tanggung jawab. Beliau juga bercerita bahwa bukan anak-anak didiknya saja yang dapat pelajaran baru tetapi pengelolanya juga. “Beruntung sekali saya dipercaya bisa menggunakan board game ini” ucap salah satu pengajar.  Bagi Vina, perjalanan 5 tahun menjadi agen SPAK merupakan hal yang sangat membahagiakan. Banyak kejadian seru saat bisa berdialog dengan banyak orang bahkan ketika ada yang merasakan manfaat setelah bermain menyentuh hati dan memunculkan rasa haru. Secara pribadi, ia merasa beruntung bisa dipertemukan dengan SPAK karena dengan aktif di berbagi komunitas menjadikannya lebih bisa mengontrol diri terlebih saat dihadapkan oleh situasi yang tidak sesuai dengan hati nurani. “Aku juga menjadi lebih percaya diri karena hal baik yang kita lakukan akan berdampak untuk sekitar,” tuturnya. “Semoga semakin banyak anak muda yang terinspirasi dan tergerak untuk giat melakukan aktivitas antikorupsi karena gerakan hanya perlu dimulai dari diri sendiri dan terus berperilaku baik untuk masyarakat,” pesan Vina. Lanjutnya, ia percaya bahwa langkah yang besar selalu dimulai dengan langkah kecil, lakukan dengan hati maka gerakan ini akan terus bisa aktif. “Gerakan perubahan yang tak bisa dilakukan sendirian, lakukan bersama serta sinergi dengan siapa saja dan dampaknya untuk kita semua,” pungkas Vina.
Agen SPAK Gresik SMPN 3 Gresik Pelatihan Nilai Antikorupsi
Kisah Inspiratif

Pelatihan Nilai-nilai Antikorupsi di SMPN 3 Gresik: Mengawali Perubahan melalui Kesadaran akan Tindakan Koruptif

Siapa sangka niat sederhana mengajak sekelompok kecil rekan-rekan tenaga pendidik yang terjadwal Work from Office (WFO) untuk berkenalan dengan media kreatif penanaman nilai-nilai antikorupsi disambut antusias luar biasa oleh pihak sekolah?  “Saya tuh maunya sederhana ngajak teman-teman, ayo main bersama, nanti tak foto seperti itu,” ungkap guru SMPN 3 Gresik Tyas Hargyantiningsih yang kemudian diminta oleh kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan 9 nilai antikorupsi dan permainan SPAK kepada seluruh jajaran tenaga pendidik di sekolah pada Rabu, 25 Agustus 2021. Aktif sebagai agen SPAK Gresik, guru yang akrab disapa Tyas ini paham betul pentingnya pendidikan nilai-nilai antikorupsi khususnya dalam pembentukkan moral anak didiknya. Yang menarik, pemaparan nilai-nilai antikorupsi tidak hanya mengingatkan jajaran tenaga pendidik SMPN 3 Gresik bagaimana perilaku di kalangan siswa seperti mencontek atau menitip absen termasuk pada tindakan koruptif, namun juga pada keseharian dan interaksi antar tenaga pendidik.    Salah satu materi video menggelitik moral tenaga pendidik ketika memperlihatkan perilaku koruptif yakni menyembunyikan bingkisan yang dibagikan dalam suatu kegiatan agar tidak kehabisan. “Waduh, aku sekali itu,” ungkap beberapa rekan tenaga pendidikan kala mengingat kebiasaan yang mungkin terdengar sepele, yakni cepat-cepat membungkus lauk ketika ada tumpengan di sekolah untuk dibawa pulang sehingga ada beberapa guru yang tidak mendapat bagian. Melalui kacamata nilai-nilai antikorupsi, perilaku tersebut mengandung nilai ketidakadilan dan bertentangan dengan nilai kesederhanaan. Menanggapi kegiatan pelatihan nilai-nilai antikorupsi ini, Kepala SMPN 3 Gresik Sulistyorini berpesan agar jajaran tenaga pendidik mampu memaknai perilaku koruptif dan dapat mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi melalui mata pelajaran kepada peserta didik. Para tenaga pendidik pun menyambut antusias pendekatan pendidikan nilai-nilai antikorupsi melalui permainan SPAK yang dirasa mengasyikkan dan menarik untuk peserta didik. Ketika persepsi tindakan koruptif bergeser menjadi semakin dekat dalam konteks kehidupan profesional dan sehari-hari, kesadaran akan perlunya  komitmen dalam memaknai nilai-nilai antikorupsi pun mulai tumbuh. Hal inilah yang Tyas amati mulai muncul pada rekan-rekan tenaga pendidik yang enggan mengambil beberapa atribut SPAK yang tersedia di kegiatan pelatihan. Beberapa rekan merasa belum mampu untuk berkomitmen penuh dalam memikul tanggung jawab untuk sungguh-sungguh memaknai dan mencerminkan nilai-nilai antikorupsi. Namun, mereka mengungkapkan tekad untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil.  “Mungkin perubahannya tidak langsung 180 derajat, tapi namanya juga berproses jadi pelan-pelan pun tidak apa-apa,” ujar Tyas.
Peluncuran IntegrityTalk.id Forum Komunitas Pemuda Indonesia Antikorupsi – SPAK Indonesia AIPJ 2
Berita

Ajak Pemuda Bicara Integritas, IntegrityTalk.id Hadir sebagai Forum Kolaborasi Komunitas Muda Antikorupsi

Bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-76 pada hari Selasa, 17 Agustus 2021, IntegrityTalk.id resmi meluncur dengan menggandeng SPAK Muda, Kosmik UI, GeRAK Aceh, SAKSI Gorontalo, Leaders Institute, SAKA Aceh, LSKP, dan Tapele sebagai kolaborator.  Gerakan IntegrityTalk.id mewadahi anak-anak muda yang ingin berperan dalam pemberantasan korupsi dengan berlandaskan pada kesadaran akan pentingnya nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kesadaran ini mereka dapat melakukan perubahan dimulai dari diri sendiri, dan selanjutnya pada lingkungan yang lebih luas. Desain gerakan ini sama dengan gerakan SPAK dan diharapkan dapat mencatat berbagai perubahan  yang berkelanjutan, seperti yang telah dilakukan juga oleh banyak Agen SPAK di Indonesia. Gerakan IntegrityTalk.id diinisiasi oleh SPAK Indonesia dengan dukungan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ 2). Diluncurkan bersama sebuah webinar dengan tema “Anti-corruption is the New Blood Type”, IntegrityTalk.id diharapkan menjadi wadah bagi agen-agen perubahan muda yang menginternalisasi nilai antikorupsi sebagaimana darah mengalir dalam tubuh, seperti diungkapkan Direktur SPAK Indonesia Maria Kresentia dalam sambutan yang disampaikan. Team Leader AIPJ 2 Craig Ewers menyampaikan pesan senada, bahwa sekarang adalah waktunya anak muda untuk beraksi, menginisiasi kolaborasi aksi-aksi sosial dan menggunakan sumber daya yang tersedia, terutama melalui dukungan program-program AIPJ 2. Dalam paparannya sebagai salah satu narasumber, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil turut mengungkapkan dukungannya kepada generasi muda, khususnya komunitas muda yang tergabung dalam IntegrityTalk.id.  Ia berpesan agar pemuda secara aktif mengambil kesempatan berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk pemerintah provinsi Jawa Barat, dalam menyelenggarakan gerakan-gerakan sosial di daerah.  Ridwan Kamil juga berpesan, kejengkelan akibat hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan harapan, sebaiknya disalurkan menjadi energi untuk melakukan perbaikan dan perubahan.  Anak muda perlu memastikan bahwa Indonesia masa depan tidak lagi dikotori korupsi. Untuk itu, mereka perlu membangun kolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan kepastian. Melalui IntegrityTalk.id kesempatan kolaborasi itu terbuka untuk anak-anak muda yang ingin mendapat solusi  yang kreatif, inklusif, terbuka, dan berintegritas untuk mengalirkan “darah” baru yang bersih dari korupsi demi masa depan yang lebih baik. Jangan lewatkan kegiatan-kegiatan seru IntegrityTalk.Id dan mulai bergabung dengan komunitas-komunitas muda antikorupsi lainnya dengan mengunjungi website: integritytalk.id atau kanal media sosial IntegrityTalk.id di FB, IG, TikTok dan YouTube. Mulai dengan #BicaraIntegritas. (25/08/2021)
Download Publikasi Publikasi

SPAK EVALUATION

SPAK is a national network of women (Agents) taking action against corruption in Indonesia. The SPAK model consists of two elements. The first is training and support of the Agents, and the second is the action that the Agents take, both their own personal change and through the sharing of anti corruption materials to raise awareness of corruption and prevention with the aim to positively influence behaviours of others that may include family, community and in the work place or place of study. The model is supported through a range of carefully developed information resources and communication materials that the agents can use in their activities. SPAK-Evaluation-compressed-FINAL-1-3Download
Publikasi

Women ‘Agents’ Fight Corruption Through Games, ‘Arisan’ and Other Initiatives

Ending massive corruption in Indonesia requires shifting the culture and changing perception of what graft is across generations. This is the central objective of Saya Perempuan Antikorupsi (I am an Anti-Corruption Woman), a nationwide grassroots movement initiated by the Corruption Eradication Commission (KPK) and Australia Indonesia Partnership For Justice (AIPJ).Using informal methods like games or community gathering, SPAK has reached over a million people since it was established in April 2014. It is now present in 34 provinces in Indonesia with over 1,300 “agents” who deliver their messages in schools, universities, government offices, entrepreneurs, organizations as well as communities. These agents are made up of women from various backgrounds, from law enforcers, journalists, teachers, housewives, and including people with disabilities.The focus is on character building and the key message emphasizes on honesty.“A research conducted by KPK in 2013 in Solo and Jogjakarta, found that only 4 percent of parents teach honesty to their children,” said Ela Persia, one of SPAK’s agents from Madura during one of the panel discussions at the 5th Urban Social Forum last weekend in Bandung, West Java.“What we mean by honesty is not theoretical honesty, but rather how honesty is practiced in everyday life,” she added.Women play a central role in providing moral education to children and families, said policewoman Adj. Comr. Dwi Astuti, who is a member of SPAK in Yogyakarta. They are also more likely to be socially engaged in their communities than men. In addition, not only are women usually more involved in child rearing, they also often set the family’s budget. In many families the men are not even trusted with ATM cards, Dwi said. Selengkapnya baca di
Berita

GURU PEMBANGUN PERADABAN – Kolaborasi untuk wujudkan generasi antikorupsi

Tanggal 5 Desember 2019 adalah sebuah hari yang pantas dicatat sebagai momen penting, karena merupakan hari diluncurkannya program Guru Pembangun Peradaban, karya kolaborasi Pemerintah Kota Surabaya, SPAK Indonesia dan pihak swasta: PT DayaLima, PT Paragon Technology & Innovation, PT Semen Indonesia, Bank Mandiri. Kolaborasi ini merespon rencana Walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini, untuk menjalankan kurikulum antikorupsi sebagai bagian dari pendidikan karakter untuk SD dan SMP di kota Surabaya. Pendidikan karakter ini juga merupakan hal yang ditekankan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dalam salah satu pidatonya setelah dilantik. Untuk menghasilkan siswa berkarakter kuat yang antikorupsi, peran guru lebih dari pengajar yang mengajar berdasarkan kurikulum yang ada, namun juga harus menjadi pendidik yang memberi contoh bagi siswanya. Karena itu, dalam program ini akan diadakan pelatihan bagi 1.000 guru yang memberikan pemahaman mengenai perilaku antikorupsi dan mendorong kesadaran untuk berubah serta menunjukkannya dalam sikap sehari-hari. Pelatihan akan dibagi menjadi 20 angkatan yang masing-masing diikuti oleh 50 guru. Dalam pelatihan selama 4 hari tersebut para guru akan diberikan pemahaman tentang delik korupsi, penyadaran tentang perilaku koruptif dalam keseharian, Kolaborasi ini merupakan wujud dari visi bersama yaitu membangun generasi antikorupsi penerus bangsa. Dimulai dari Surabaya dan diharapkan dapat dilakukan juga di daerah-daerah lain di Indonesia dengan menggandeng semakin banyak pihak untuk terlibat. Semakin banyak pihak bergandeng tangan dalam program ini, semakin besar optimisme kita akan lahirnya generasi penerus bangsa yang berkarakter antikorupsi yang kuat dan siap membangun Indonesia yang bebas dari korupsi.
Berita

KELAS KOLABORASI SPAK DALAM TEMU PENDIDIK NUSANTARA 2019

Temu Pendidik Nusantara 2019 berlangsung meriah. Agenda tahunan yang selalu dinantikan oleh para pendidik. Tahun ini diselenggarakan di Sekolah Cikal, Jakarta dan dihadiri oleh pendidik dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bertemu untuk berbagi informasi praktik baik, mengembangkan kompetensi, dan membangun kolaborasi. SPAK ikut berpartisipasi dalam kelas kolaborasi yang berlangsung selama 1 jam. Kegiatan ini dihadiri guru dan relawan yang berasal dari berbagai daerah, seperti Klaten, Blora, Banjarnegara, Kudus, Magelang, Semarang, Solo, Tuban, Malang, Surabaya, Sukabumi, Lampung, NTB, Gowa, Pinrang, dan Makassar. Kelas kolaborasi difasilitasi oleh Dini Andrini, SPAK Indonesia dan Rita Sinring, Agen SPAK Jakarta. Diawali pemaparan singkat tentang SPAK dan dilanjutkan dengan simulasi games dalam menyebarkan nilai-nilai anti korupsi. Peserta begitu antusias mengikuti kelas ini. Vitriya, sapaan akrab salah satu guru dari Klaten, ternyata begitu lama menantikan kelas ini. “Jujur, materi dari SPAK adalah materi utama yang saya tunggu dan menjadi semangat saya berpetualang dari Klaten menuju Jakarta. Saya bersyukur, walaupun waktu penyampaian singkat namun materi tetap kece ditambah lagi dipandu oleh mbak Dini dan mbak Rita yang begitu ramah dan luwes. Saya makin memiliki informasi banyak terkait tentang penanaman karakter nilai baik”. Yang menambah keseruan kelas ini, Erni, guru dari Makassar, mengungkapkan keinginannya untuk segera bergerak dan mendapatkan games SPAK, “Materi SPAK sangat dibutuhkan di kalangan pelajar, karena banyak sekali miskonsepsi yang sering terjadi dalam lingkungan pelajar dan masyarakat. Kadang sulit membedakan yang mana korupsi, gratifikasi ataupun hadiah. Sepanjang materi ini berlangsung, saya sangat antusias mengikuti karena saya berharap bisa bergabung dan turut andil dalam komunitas ini, begitu katanya, dengan wajah penuh semangat. Semangat perubahan, mampu menembus ruang dan waktu …
Berita

Tidak ada hambatan bagi Agen SPAK Disabilitas untuk menjadi Agen Perubahan

Dwi Rahayu adalah seorang Agen SPAK tuli dari Yogyakarta. Sejak ikut pelatihan SPAK untuk disabilitas tahun 2017, Dwi selalu membawa permainan SPAK dan mengajak rekan-rekan tuli lain untuk belajar nilai-nilai antikorupsi sambil bermain setiap kali ada kesempatan. Dwi terlibat aktif saat SPAK menyusun permainan dalam bentuk komik khusus bagi orang-orang tuli. Namun ternyata Dwi tetap dapat memandu permainan bersama rekan-rekan tuli walaupun tidak menggunakan permainan khusus untuk mereka. Dalam setiap pertemuan bersama rekan-rekan tuli lainnya, Dwi selalu mencari kesempatan untuk membuka permainan dan langsung mengajak semua yang hadir bermain sambil belajar, seperti pada hari Minggu 20 Oktober 2019 di Car Free Day Jalan Jendral Sudirman, Yogyakarta, dalam kegiatan Pengurangan Resiko Bencana. Ia kerap mengeluh, betapa banyak rekan-rekannya yang tidak sadar bahwa mereka setiap hari melakukan perilaku koruptif. Tapi Dwi tidak pernah putus asa, ia yakin bahwa sekecil apa pun upaya yang ia lakukan, suatu hari pasti akan memberikan sumbangsih bagi terciptanya Indonesia yang bebas dari korupsi. #antikorupsiuntuksemua
Berita

AGEN SPAK SURABAYA MENGGABUNGKAN SPAK DAN PELAJARAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Hari ini (08 Okt ’19) kuliah Pengembangan Kepribadian yang diberikan Ibu Magda Hadipoero pada para mahasiswa Lembaga Pendidikan Pelatihan Penerbangan Indonesia (LPPPI) di Nginden Intan, Surabaya, agak berbeda dari biasa. Kali ini Agen SPAK Surabaya ini menggabungkan bahan kuliahnya dengan nilai-nilai antikorupsi, suatu upaya yang tepat dalam membentuk kepribadian yang berintegritas pada anak-anak muda ini. Dengan memahami nilai-nilai antikorupsi, diharapkan anak-anak pemilik masa depan Indonesia ini memiliki kepribadian yang berintegritas saat mereka memegang jabatan penting nantinya. Belajar sambil bermain sangat menyenangkan bagi anak-anak muda ini. Mereka belajar banyak hal tentang perilaku koruptif dalam keseharian mereka, tanpa merasa digurui. Selama 2 jam bermain mereka tidak merasa sedang belajar banyak hal-hal baru. Bahkan setelah selesai jam pelajaran, mereka masih ingin terus bermain ke rumah Ibu Magda. Selain menggabungkan nilai-nilai antikorupsi dengan pelajaran Pengembangan Kepribadian, Ibu Magda juga pernah menggabungkannya dengan pelajaran Pelayanan Publik (Service Excellence) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Baru, Banjarmasin. Upaya yang sangat tepat untuk menghasilkan para pelayan publik yang transparan dan akuntabel. Semangat dan kreativitas Ibu Magda menimbulkan harapan bahwa Indonesia pasti bisa bebas dari korupsi.
Kisah Inspiratif Uncategorized

PERUBAHAN MEMBUTUHKAN KEBERANIAN, TAPI SETELAH BERHASIL AKAN TIMBUL RASA PUAS.

Evaluasi pelaksanaan program pencegahan korupsi melalui Saya Perempuan Antikorupsi di Kementerian Agama batch kedua telah berlangsung dari tanggal 16 sampai 18 September 2019 lalu. Evaluasi ini dilaksanakan terhadap kegiatan para Agen SPAK yang merupakan para istri rektor perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama yang dilatih pada tanggal 7 dan 8 Februari 2019 lalu. Dalam lembar isian evaluasi sejumlah 63 yang dikirim balik oleh para peserta,  95,2% mengakui SPAK telah membuat mereka berubah. Perubahan terbanyak adalah telah sanggup menolak memberi dan menerima suap dan hadiah atau oleh-oleh. Bahkan sebanyak 6% telah mau melaporkan kasus korupsi ke penegak hukum dan Inspektorat Kementerian Agama. Lebih jauh lagi, para Agen SPAK Kementerian Agama ini telah mampu mengubah perilaku orang lain, baik dalam lingkungan terdekat maupun lingkungan Kementerian Agama yang lebih luas. Selain menolak memberi dan menerima suap dan hadiah atau oleh-oleh, perubahan perilaku lain di antaranya adalah menolak menggunakan fasilitas dinas, menjadi contoh pada tim kerja atau bawahan untuk lebih berhati-hati dalam bertindak, berusaha selalu tepat waktu, menanyakan asal uang yang diberikan suami dan masih banyak perubahan lain. Perubahan perilaku ini juga terjadi pada orang-orang yang menerima sosialisasi SPAK dari para Agen SPAK Kementerian Agama. Testimoni dari beberapa Agen saat pertemuan untuk Evaluasi tersebut membuktikan bahwa perubahan-perubahan tersebut nyata adanya. Seorang Agen yang bekerja sebagai ASN, saat selesai melaksanakan proses lelang barang ditawari uang tunai Rp 50 juta. Jumlah yang tidak sedikit dan tentunya menggiurkan. Tapi Agen SPAK ini segera teringat bahwa ia tidak pantas menerima uang tersebut, karena ia menjalankan tugas dan telah menerima gaji. Makai Agen SPAK tersebut menolak pemberian tersebut. Agen SPAK lain bercerita bahwa suaminya yang seorang rektor sebuah perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama sering menerima uang setelah selesai membimbing mahasiswa. Semula pemberian berupa uang seperti itu tidak pernah dipermasalahkan dalam rumah tangganya, tetapi setelah sang istri ikut pelatihan SPAK, ia menegur suaminya untuk tidak menerima. Suaminya menyuruh sang istri pergi ke bagian Tata Usaha untuk mengatakannya sendiri. Dengan hati berdebar dan kuatir, sang istri yang telah menjadi Agen SPAK ini memberanikan datang ke bagian Tata Usaha dan mengatakan untuk tidak lagi memberikan uang semacam itu, karena membimbing mahasiswa telah menjadi tanggung jawab seorang pengajar. Petugas Tata Usaha menjawab bahwa uang itu telah ada dalam anggaran dan telah biasa diberikan pada dosen-dosen pembimbing. Agen SPAK ini akhirnya menjelaskan mengapa sebaiknya tidak memberikan uang untuk kepentingan semacam itu. Ia bahkan secara singkat memaparkan pemahaman yang ia terima dalam pelatihan SPAK. Sejak saat itu, pemberian pada dosen yang membimbing mahasiswa tidak diberlakukan lagi diperguruan tinggi itu. Agen SPAK ini merasa sangat lega dan puas karena apa yang diyakininya benar pun dapat ditegakkan di perguruan tinggi tempat suaminya bekerja. Saat itu lah ia merasa, menjadi agen SPAK perlu keberanian namun menimbulkan rasa puas jika apa yang diperjuangkan akhirnya berhasil. Masih banyak testimoni dari para Agen SPAK Kementerian Agama, terutama menyangkut penggunaan fasilitas dinas suami. Salah satunya adalah cerita berikut ini: Seorang Agen SPAK mengaku sebelum ikut pelatihan SPAK, ia sering meminta supir kantor suaminya untuk mengurus berbagai pembayaran rutin bulanan. Supirnya pun memanfaatkan nama suaminya saat mengantri untuk mengurus pembayaran, agar dapat didahulukan. Kebiasaan ini telah dihentikan oleh Agen SPAK tersebut sejak ia ikut pelatihan SPAK. Pada supirnya ia juga meminta untuk tidak lagi memanfaatkan nama dan jabatan suaminya untuk mendapat pelayanan lebih dahulu. Mencatat perubahan-perubahan ini menimbulkan keyakinan bahwa perubahan diri sendiri merupakan titik awal pencegahan korupsi. Kesadaran diri untuk hidup sesuai nilai-nilai antikorupsi akan bertahan lama dan kuat menghadapi berbagai tantangan, baik dalam lembaga maupun masyarakat. Perubahan yang dilakukan setiap individu ini pada akhirnya akan mendorong terwujudnya perubahan yang lebih besar.