Perjalanan Inspiratif Seorang Guru dan Agen SPAK dalam Melawan Korupsi
Seorang guru dan penulis bernama Endah Winarsih, S.Pd., M.Pd., dari Surabaya, memulai perjalanan inspiratifnya sebagai agen SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi). Ia ikut dalam Training of Trainer (TOT) pada tahun 2020 khusus untuk guru-guru di Surabaya dalam rangka pembentukan gerakan dengan nama “Guru Pembangun Peradaban” yang merupakan kolaborasi SPAK Indonesia dengan PT Daya Lima, PT Paragon Technology and Innovation, Bank Mandiri, dan PT Peti Kemas Surabaya. Gerakan ini merespon kebijakan Ibu Tri Rismaharini walikota Surabaya pada waktu itu untuk memberlakukan pendidikan antikorupsi di semua satuan pendidikan di kota Surabaya. Usul SPAK untuk memulai pelaksanaan kebijakan tersebut dengan membangun guru-guru yang antikorupsi disetujui oleh beliau. Maka SPAK berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan perusahaan swasta tersebut diatas mengadakan pelatihan untuk 350 orang guru SD dan SMP. Ibu Endah Winarsih adalah salah satu peserta.
Dalam pelatihan SPAK tersebut, Ibu Endah diperkenalkan dengan alat bantu pendidikan antikorupsi berupa permainan yang kemudian dimanfaatkannya sebagai alat bantu mengajar dalam mata pelajaran PKN yang diampunya.
Setelah mengikuti training, Endah aktif sebagai agen SPAK, bertekad untuk melanjutkan misi memberikan edukasi antikorupsi di lingkungannya. Ia pertama-tama memulai dengan meningkatkan kedisiplinan diri dan merenungkan bibit-bibit korupsi yang masih melekat pada dirinya. Selanjutnya, Endah berupaya memberikan pemahaman tentang bibit korupsi dalam keluarga, sekolah, dan gereja tempatnya berkiprah.
Sebagai agen SPAK, Endah merasakan perubahan signifikan dalam dirinya. Kesadaran akan perilaku koruptif membuatnya lebih berhati-hati dalam tindakan sehari-hari. Ia kini dapat mengidentifikasi perilaku yang patut dihindari dan bersikap tegas terhadap perilaku koruptif.
Dalam perjalanannya, Endah menghadapi situasi menarik terkait gratifikasi dan suap di kalangan pendidik. Terkadang, siswa memberikan hadiah sebagai ungkapan terima kasih, seperti kenang-kenangan kepingan emas. Namun, berpegang pada integritas dan kode etik, Endah dengan tegas menolak pemberian tersebut.
Sebagai seorang agen SPAK, Endah melakukan berbagai gerakan untuk melawan korupsi. Mulai dari mengundang SPAK untuk memberikan wawasan anti korupsi kepada siswa, menambahkan materi ajar anti korupsi dalam pembelajaran, hingga mengajak siswa membuat poster antikorupsi. Ia juga berbagi pengalaman anti korupsi dalam dan mendapatkan penghargaan sebagai penulis artikel populer pada Seminar dan Gerakan Antikorupsi Forkom AKUI (Forum Komunitas Alumni Kristiani Universitas Indonesia).
Harapan Endah sebagai agen SPAK adalah mampu mengedukasi orang di sekitarnya untuk tidak terjerumus dalam perilaku koruptif dan menanamkan nilai integritas. Ia bermimpi agar semakin banyak orang yang bersuara melawan korupsi, sehingga Indonesia dapat menjadi negeri yang lebih baik dengan penduduk yang memiliki integritas tinggi.
Perjalanan Endah Winarsih menjadi agen SPAK adalah contoh nyata bahwa setiap individu, terutama dalam dunia pendidikan, dapat berkontribusi nyata dalam melawan korupsi dan membentuk generasi yang lebih bermoral.