Berkenalan dengan Nilai Integritas di Pojok Baca
Terik matahari sudah berlalu ketika sekelompok orang mulai berdatangan meramaikan Taman Ahmad Yani Medan. Di antaranya, tampak anak-anak yang berkunjung bersama dengan orang tua dan tentunya hadir pula teman-teman anggota Medan Membaca. Di Sabtu sore itu, komunitas Medan Membaca sudah menjadwalkan kegiatan literasi Anti Korupsi, berbentuk taman baca temporal di ruang publik. Diadakan setiap dua minggu sekali, Pojok Baca yang biasanya dilaksanakan di hari Minggu pagi pukul 08.00-10.00 WIB sepakat dilaksanakan Sabtu sore karena menyesuaikan waktu dengan kegiatan pengurus yang juga sukarelawan.
Agen SPAK Medan Pera Sagala turut hadir meramaikan kegiatan yang bertepatan dengan pembukaan pertama kali setelah berhenti selama pandemic COVID-19. Mengulas buku Orange Juice for Integrity dan nyepak, atau bermain games SPAK, menjadi agenda utama kegiatan Pojok Baca hari itu. Pera mengungkapkan, pilihan melaksanakan Pojok Baca di Lapangan Merdeka memang sebuah kesengajaan, mengingat kenangan sejarah tempat tersebut sebagai lokasi pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno di Sumatera. Bagi peserta yang hadir, kegiatan bedah buku meninggalkan kesan seru dan meningkatkan kesadaran bagaimana publikasi tentang integritas tokoh bangsa perlu disebarluaskan agar diteladani oleh khalayak luas, terutama pejabat publik yang menjadi role model.
Begitu pun bagi anak-anak yang hadir, bermain papan permainan Semai jelas menjadi obat kejenuhan akan terbatasnya mobilitas dan aktivitas selama pandemi COVID-19. Melalui aktivitas belajar sambil bermain, mereka pun berkenalan dengan sembilan nilai anti korupsi dalam contoh-contoh keseharian yang sangat dekat dengan mereka. “Utamanya anak-anak ini tidak hanya belajar membaca lebih lancar, namun juga membangun keakraban dengan anak-anak seusia mereka dan tentunya belajar nilai-nilai integritas,” tutur Pera. Bagi Pera, nyepak melibatkan anak-anak tidak hanya menyenangkan, tapi juga menjadi salah satu alat bagi mereka untuk menyadari perilaku koruptif yang ada sejak dini sehingga bisa dicegah.
Di luar kedua kegiatan tersebut, anak-anak juga dapat membaca buku cerita lainnya serta bermain dengan peralatan lain yang ada. Bagi Pera, inilah yang menjadi nilai tambah Pojok Baca, di mata anak-anak tidak akan pernah membosankan, karena selalu ada pilihan aktivitas.
Aktivitas dan kontribusi Pera di Pojok Baca yang menghadirkan pendidikan antikorupsi melalui permainan SPAK dan aktivitas lainnya mengundang sorotan berbagai pihak. “Kegiatan ini membuat saya pribadi disorot menjadi aktivis anti korupsi di kota Medan. Beberapa kali diminta menjadi narasumber karena jurnalis mengamati kegiatan ini,” jelasnya. Pera berharap, kedepannya semakin bertambah agen-agen anti korupsi, terutama dari pengurus maupun relawan yang terlibat di Pojok Baca. “Mari kita mulai dari diri sendiri dan melanjutkan berjuang bersama kawan-kawan,” pungkasnya.